Nama Resmi
|
:
|
Kerajaan Kamboja
|
Luas Wilayah
|
:
|
181.035 km2
|
Pembagian Wilayah
|
:
|
24 Propinsi
|
Bentuk Negara
|
:
|
Kerajaan Konstitusional
|
Ibukota
|
:
|
Phnom Penh
|
Jumlah Penduduk
|
:
|
14,5 juta (2010)
|
Iklim
|
:
|
Tropis
|
Agama
|
:
|
90% budha Theravada, 10% lainnya
|
Etnis
|
:
|
90% Khmer, Vietnam 5%, China 1%,
lainnya 4%
|
Bahasa Nasional
|
:
|
Khmer
|
Tahun Merdeka
|
:
|
1953
|
Menlu Kamboja
|
:
|
H.E. HOR
Namhong
|
Kepala Negara
|
:
|
Raja Preah Bat Samdech Preah Boromneath
Norodom Sihamoni
|
Kepala
Pemerintahan
|
:
|
Perdana Menteri Samdech Akka Moha
Sena
Padei Techo HUN SEN
|
Ketua Senat
|
:
|
Samdech Akka MohaThamma Pothisal CHEA
SIM
|
Ketua Majelis Nasional
|
:
|
Samdech Akka Ponhea Chakrei HENG
SAMRIN
|
Lagu Nasional
|
:
|
Nokor Reach
|
Bendera
|
:
|
Didominasi
warna merah dan biru dengan gambar
Candi Angkor di tengahnya
|
Hari Nasional
|
:
|
9 November
|
Mata Uang
|
:
|
Riel (dalam transaksi sehari-hari
Kamboja memiliki
kebijakan
terbuka untuk mata uang asing seperti USD, Baht Thailand atau Dong Vietnam).
USD paling luas dipakai dibanding mata uang lainnya.
|
GDP
|
:
|
US$ 12,5 milyar (2011)
|
Pertumbuhan Ekonomi
|
:
|
7,8% (2011)
|
GDP per kapita
|
:
|
US$ 874 (2011)
|
Inflasi
|
:
|
5,2% (2011)
|
Investasi
|
:
|
US$ 6,87 milyar (2011)
|
Komoditas Ekspor utama
|
:
|
Pakaian jadi, sepatu, karet,
beras,kedelai, tembakau dan produk pertanian.
|
Partner Ekspor utama
|
:
|
US, China, Negara-Negara EU,
Vietnam dan Thailand.
|
Komoditas Impor utama
|
:
|
Produk petrolium, rokok,
kertas, kendaraan, emas,
textil, semen, besi, bahan
bangunan, MSG, alat
pertanian, construction material, obat-obatan, pupuk dan produk
farmasi.
|
Partner Impor terbesar
|
:
|
Thailand, Hong Kong, Cina,
Singapura, Vietnam, Taiwan, India,
Prancis, Malaysia, Korea Selatan.
|
Kamboja
bekerja sama dan menjadi anggota pada Organisasi Internasional yaitu: ADB, Donors, EU, ICRC, UN, UNDP, UNESCO,
UNHCR, UNICEF, WFP, WHO.
HUBUNGAN BILATERAL
Sejarah
Singkat Hubungan Indonesia dan Kamboja
Indonesia dan Kamboja
telah lama menjalin hubungan yang akrab, bersahabat dan bersejarah. Kedua
negara menjalin hubungan sosial budaya sejak abad ke-9 dan ke-10 pada masa
Dinasti Syailendra berkuasa pada jaman Kerajaan Mataram di Jawa dan Dinasti
Jayawarman II pada masa Kerajaan Angkor di Kamboja. Candi Borobudur di Jawa
yang selesai dibangun pada awal abad ke-9 sering dianggap mempunyai pertalian
budaya dengan Candi Angkor Wat yang dibangun pada abad ke-12.
Presiden RI Sukarno
pertama kali bertemu Pangeran Norodom Sihanouk pada saat berlangsungnya
Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955. Pada bulan Maret 1962, Indonesia
mengirim Mayor Jenderal (Purn) Abdul Karim Rasyid sebagai Duta Besar RI Pertama
untuk Kamboja.
Hubungan bilateral Indonesia-Kamboja
sangat baik di berbagai bidang. Kamboja dalam berbagai hal menempatkan
Indonesia sebagai contoh model dalam pembangunan negaranya.
Kerjasama dan Hubungan Politik
Kedua negara
menandatangani Perjanjian Persahabatan di Jakarta pada 13 Februari 1959.
Indonesia berperan besar pada proses perdamaian Kamboja melalui Jakarta Informal Meeting I (1988) dan Jakarta Informal Meeting II (1989) dan Paris International Conference (1990).
Hubungan baik kedua
Negara tercermin antara lain dari berbagai kunjungan bilateral pada tingkat
Kepala Negara maupun tingkat Menteri, diantaranya:
a) Kunjungan Perdana Menteri Kamboja pada KTT ASEAN Ke-18 di Jakarta,
7-8 Mei 2011
b) Kunjungan Perdana Menteri Kamboja pada KTT ASEAN Ke-19 di Bali,
17-19 November 2011
c) Kunjungan Menlu RI ke Phnom Penh, terkait konflik perbatasan
Kamboja-Thailand, 7 Februari 2011
d) Kunjungan Menlu Kamboja pada AMM Retreat, di Lombok, 16-17 Januari
2011
e) Kunjungan Menlu Kamboja pada Pertemuan Informal Menteri-Menteri Luar
Negeri ASEAN di Jakarta, 22 Februari 2011
f) Kunjungan Menlu Kamboja pada Special
ASEAN-Japan Ministerial Meeting, Jakarta, 9 April 2011
g) Kunjungan Menlu Kamboja dalam rangka menghadiri pertemuan Joint Border Committee antara Kamboja
dan Thailand di Bogor, 7-8 April 2011
h) Kunjungan Menlu Kamboja pada Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN di
Jakarta, 4-6 Mei 2011
i) Kunjungan Menlu Kamboja pada Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN di
Bali, 17-19 November 2011
j) Kunjungan Wakil Ketua DPD RI, Dr. Laode Ida dalam rangka pertemuan
AIPA, 14-15 Maret 2011.
Selain mekanisme saling
kunjung, kedua negara juga menyepakati pembentukan Komisi Bersama RI-Kamboja
pada tanggal 18 Februari 1997.
Sepanjang tahun 2011,
hubungan kerja sama Indonesia-Kamboja di bidang politik ditandai oleh peran
Indonesia untuk menengahi konflik perbatasan Kamboja dan Thailand di kawasan
Candi Preah Vihear. Peran Indonesia tersebut dalam kapasitas sebagai Ketua
ASEAN sangat dihargai oleh Kamboja. Dalam berbagai kesempatan, pemerintah
Kamboja selalu menekankan perlunya keterlibatan Indonesia dalam menengahi
konflik perbatasan dengan Thailand.
Pada pertemuan bilateral
Presiden RI dengan PM Kamboja tanggal 20 November 2011 di sela-sela KTT ASEAN
Ke-19/EAS di Bali, kedua Pemimpin telah sepakat untuk meningkatkan kerja sama
bilateral di berbagai bidang dan lebih menguatkan koordinasi dan kerja sama di
ASEAN. Sebagai Ketua ASEAN tahun 2012, PM Hun Sen menegaskan komitmen Kamboja
untuk meneruskan upaya-upaya yang telah dirintis Indonesia pada tahun 2011
dalam memajukan ASEAN. Sementara, Indonesia akan terus memberikan dukungan dan
bantuan kepada Kamboja guna menyukseskan keketuaan Kamboja di ASEAN pada tahun
2012.
Pada sisi bilateral,
kedua Pemimpin juga sepakat untuk merevitalisasi mekanisme dialog bilateral,
baik di tingkat pejabat tinggi (SOM) maupun tingkat Menlu.
Kerjasama Ekonomi, Perdagangan dan Investasi
Pertumbuhan ekonomi
Kamboja bertumpu pada 4 sektor utama yaitu garmen, property, pariwisata dan
pertanian. Volume perdagangan Indonesia-Kamboja terus mengalami peningkatan.
Pada tahun 2011, neraca perdagangan bilateral mencapai US$ 251,544.9 juta
(Pusdatin Perdagangan). Rata-rata ekspor Indonesia mencapai kenaikan diatas 10%
dalam periode 5 tahun ini. Sampai dengan November 2011, ekspor Indonesia ke
Kamboja mencapai US$ 250,6 juta (kenaikan sebesar 19%) dan impor Indonesia dari
Kamboja mencapai US$ 7,95 juta (data BPS).
Kerjasama Sosial dan Budaya
Pemerintah RI memberikan
beasiswa pendidikan dan budaya kepada Kamboja. Indonesia dan Kamboja telah
menandatangani Perjanjian Bebas Visa Kunjungan Singkat untuk pemegang paspor
biasa pada tanggal 2 Juni 2010. Perjanjian ini secara resmi mulai berlaku pada
tanggal 22 September 2011.
Jumlah kunjungan wisata,
pelajar Kamboja ke Indonesia rata-rata perbulan sebanyak 30 orang, dengan
klasifikasi sbb: kunjungan Sosbud 40%, wisata 40%, bisnis 15%, dan pendidikan/training
5% (Sumber Diplomasi Publik 2011, Kemlu).
Untuk mempromosikan
Bahasa Indonesia dan Seni Budaya Indonesia di Kamboja Pusat Budaya Indonesia
didirikan pada tanggal 18 Desember 2007. Kerja sama Indonesia-Kamboja di bidang
kebudayaan antara lain didasarkan pada MOU
on Sister Temple Cooperation. Melalui MOU ini, kedua Negara telah sepakat
untuk melaksanakan joint promotion
yaitu upaya promosi bersama untuk mendorong wisatawan Indonesia berkunjung ke
Candi Angkor Wat di Propinsi Siem Reap, Kamboja, dan wisatawan Kamboja
mengunjungi Candi Borobudur di Propinsi Jawa Tengah.
Sejak bulan September
2011, beberapa negara anggota ASEAN, termasuk Kamboja, terkena imbas bencana
banjir yang menyebabkan korban jiwa dan kerugian ekonomi, sosial serta
lingkungan. Sebagai bentuk kepedulian dan simpati, bantuan dana sebesar USD
400.000,- diberikan oleh pemerintah Indonesia kepada pemerintah dan rakyat
Kamboja.
Jumlah WNI di Kamboja
(terdaftar) per Maret 2012 sebanyak 512 orang yang tersebar di beberapa kota
dan propinsi di Kamboja. Konsentrasi WNI terbanyak berada di Phnom Penh
(sekitar 300 orang) (Sumber Lapbul KBRI Phnom Penh).
WNI di Kamboja pada
umumnya adalah skilled workers yang
bekerja di berbagai bidang, seperti bidang organisasi internasional, LSM,
perhotelan, perusahaan properti, telekomunikasi, obat, wiraswasta (restoran),
Hotel dan Kasino, Missionaris, pengajar.