Friday, June 29, 2012

TUK-TUK TAKSI LOKAL DI KAMBOJA

Di Jakarta pernah dikenal dengan nama Helicak, Bemo, Bajaj atau Bentor/Becak bermotor. Di Kamboja, orang menyebutnya Tuk-Tuk. Istilah Tuk-Tuk digunakan untuk menyebut sepeda motor dengan kabin yang melekat pada bagian belakangnya. Tuk-Tuk adalah bentuk paling umum untuk transportasi lokal dan perkotaan di Kamboja.

Tuk-Tuk memberikan bentuk transportasi yang nyaman bagi wisatawan. Dengan menggunakan Tuk-Tuk, adalah cara yang bagus untuk melihat pemandangan berkeliling kota di Phnom Penh, Siem Reap atau daerah lainnya di Kamboja. Ongkos jarak dalam kota bervariasi mulai dari $1 hingga $3.

Tuk Tuk Kamboja


Wednesday, June 27, 2012

PASAR TRADISIONAL DI SEKITAR KOTA PHNOM PENH

Sebuah kota besar tidak lepas dari keberadaan Pasar tradisional, baik di negara maju maupun negara berkembang, dimana didalam memenuhi kebutuhan hidupnya penduduk melaksanakan jual beli/barter yaitu suatu sistim yang diterapkan antara 2 orang individu, tetapi lama kelamaan seiring dengan bertambah banyaknya orang yg ingin memenuhi kebutuhaan, maka sistim seperti ini menyulitkan banyak orang untuk bertransaksi, sehingga terbentuklah sistim pasar yang tidak jauh dari lingkungan dimana penduduk bertempat tinggal.

Pasar ikan dan sayuran di Olympic

Rata-rata Pasar yang ada di kota Phnom Penh adalah Pasar tradisional yang terjadinya jual beli tidak hanya di Pasar, namun melebar sampai ke jalan raya, ada 3 pasar tradisional yang lokasinya tidak jauh dari KBRI yaitu pasar Boeng Keng Kong, pasar Boeng Tra Baek dan pasar Olympic.

Rata-rata pasar di Phnom Penh adalah pasar tradisional, pasar yang penataan barangnya lebih rapih adalah pasar Boeng Keng Kong namun harganya termasuk mahal dibandingkan dua pasar yang lain.

Buah-buahan di Pasar Boeng Keng Kong
Rata-rata mutu jualan pasar-pasar tersebut bagus-bagus, baik ikan maupun daging dalam kondisi segar.  Pada umumnya tranksaksi jual beli dilakukan dalam 2 mata uang yaitu dolar AS dan uang setempat yang disebut Riel, rata-rata para pedagang tidak dapat berbahasa Inggeris, hanya beberapa saja yang mengerti sedikit bahasa inggeris tapi hal itu tidak menjadi halangan, orang asing yang tidak menguasai bahasa Khmer biasa memakai bahasa isyarat,  pengalaman penulis hal itu bukan masalah. Di pasar Bong Keng Kong pada umumnya para pedagang mengerti bahasa inggeris, kebetulan lokasi pasar tersebut berlokasi di lingkungan dimana ekspatriat banyak bertempat tinggal. Bagi umat Muslim yang ingin membeli daging halal  tempatnya adalah pasar Beung Tra Baek, disana ada muslim Champa yang menjual daging sapi dan baso, begitu juga dengan ayam kampung, lainnya adalah pasar Kandal lokasinya dekat Mekong River Sisowat Quay, di pasar tersebut banyak muslim Champa yang menjual daging sapi/ayam halal.

(AD).

Thursday, June 14, 2012

Profil Negara / Keterangan Dasar Kerajaan Kamboja

Nama Resmi  
:
Kerajaan Kamboja   
Luas Wilayah
:
181.035 km2
Pembagian Wilayah  
:
24 Propinsi
Bentuk Negara       
:
Kerajaan Konstitusional
Ibukota 
:
Phnom Penh
Jumlah Penduduk
:
14,5 juta (2010)
Iklim
:
Tropis
Agama
:
90% budha Theravada, 10% lainnya
Etnis 
:
90% Khmer, Vietnam 5%, China 1%, lainnya 4%
Bahasa Nasional
:
Khmer
Tahun Merdeka
:
1953
Menlu Kamboja
:
H.E. HOR Namhong
Kepala Negara 
:
Raja Preah Bat Samdech Preah Boromneath
Norodom Sihamoni
Kepala Pemerintahan     
:
Perdana Menteri Samdech Akka Moha Sena
Padei Techo HUN SEN
Ketua Senat   
:
Samdech Akka MohaThamma Pothisal CHEA SIM
Ketua Majelis Nasional
:
Samdech Akka Ponhea Chakrei HENG SAMRIN
Lagu Nasional
:
Nokor Reach
Bendera
:
Didominasi warna merah dan biru dengan gambar
Candi Angkor di tengahnya
Hari Nasional
:
9 November
Mata Uang
:
Riel (dalam transaksi sehari-hari Kamboja memiliki
kebijakan terbuka untuk mata uang asing seperti USD, Baht Thailand atau Dong Vietnam). USD paling luas dipakai dibanding mata uang lainnya.
GDP  
:
US$ 12,5 milyar (2011)
Pertumbuhan Ekonomi
:
7,8% (2011)
GDP per kapita
:
US$ 874 (2011)
Inflasi
:
5,2% (2011)
Investasi
:
US$ 6,87 milyar (2011)
Komoditas Ekspor utama
:
Pakaian jadi, sepatu, karet, beras,kedelai, tembakau dan produk pertanian.
Partner Ekspor utama  
:
US, China, Negara-Negara EU, Vietnam dan Thailand.
Komoditas Impor utama 
:
Produk petrolium, rokok, kertas, kendaraan, emas,
textil, semen, besi, bahan bangunan,  MSG, alat
pertanian, construction material, obat-obatan, pupuk dan produk farmasi.

Partner Impor terbesar
:
Thailand, Hong Kong, Cina, Singapura, Vietnam,   Taiwan, India, Prancis, Malaysia, Korea Selatan.

Kamboja bekerja sama dan menjadi anggota pada Organisasi Internasional yaitu: ADB, Donors, EU, ICRC, UN, UNDP, UNESCO, UNHCR, UNICEF, WFP, WHO.


HUBUNGAN BILATERAL

Sejarah Singkat Hubungan Indonesia dan Kamboja

Indonesia dan Kamboja telah lama menjalin hubungan yang akrab, bersahabat dan bersejarah. Kedua negara menjalin hubungan sosial budaya sejak abad ke-9 dan ke-10 pada masa Dinasti Syailendra berkuasa pada jaman Kerajaan Mataram di Jawa dan Dinasti Jayawarman II pada masa Kerajaan Angkor di Kamboja. Candi Borobudur di Jawa yang selesai dibangun pada awal abad ke-9 sering dianggap mempunyai pertalian budaya dengan Candi Angkor Wat yang dibangun pada abad ke-12.

Presiden RI Sukarno pertama kali bertemu Pangeran Norodom Sihanouk pada saat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955. Pada bulan Maret 1962, Indonesia mengirim Mayor Jenderal (Purn) Abdul Karim Rasyid sebagai Duta Besar RI Pertama untuk Kamboja.

Hubungan bilateral Indonesia-Kamboja sangat baik di berbagai bidang. Kamboja dalam berbagai hal menempatkan Indonesia sebagai contoh model dalam pembangunan negaranya.

Kerjasama dan Hubungan Politik

Kedua negara menandatangani Perjanjian Persahabatan di Jakarta pada 13 Februari 1959. Indonesia berperan besar pada proses perdamaian Kamboja melalui Jakarta Informal Meeting I (1988) dan Jakarta Informal Meeting II (1989) dan Paris International Conference (1990).

Hubungan baik kedua Negara tercermin antara lain dari berbagai kunjungan bilateral pada tingkat Kepala Negara maupun tingkat Menteri, diantaranya:

a)   Kunjungan Perdana Menteri Kamboja pada KTT ASEAN Ke-18 di Jakarta, 7-8 Mei 2011
b)   Kunjungan Perdana Menteri Kamboja pada KTT ASEAN Ke-19 di Bali, 17-19 November 2011
c)   Kunjungan Menlu RI ke Phnom Penh, terkait konflik perbatasan Kamboja-Thailand, 7 Februari 2011
d)   Kunjungan Menlu Kamboja pada AMM Retreat, di Lombok, 16-17 Januari 2011
e)   Kunjungan Menlu Kamboja pada Pertemuan Informal Menteri-Menteri Luar Negeri ASEAN di Jakarta, 22 Februari 2011
f)    Kunjungan Menlu Kamboja pada Special ASEAN-Japan Ministerial Meeting, Jakarta, 9 April 2011
g)   Kunjungan Menlu Kamboja dalam rangka menghadiri pertemuan Joint Border Committee antara Kamboja dan Thailand di Bogor, 7-8 April 2011
h)   Kunjungan Menlu Kamboja pada Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN di Jakarta, 4-6 Mei 2011
i)     Kunjungan Menlu Kamboja pada Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN di Bali, 17-19 November 2011
j)    Kunjungan Wakil Ketua DPD RI, Dr. Laode Ida dalam rangka pertemuan AIPA, 14-15 Maret 2011.

Selain mekanisme saling kunjung, kedua negara juga menyepakati pembentukan Komisi Bersama RI-Kamboja pada tanggal 18 Februari 1997.

Sepanjang tahun 2011, hubungan kerja sama Indonesia-Kamboja di bidang politik ditandai oleh peran Indonesia untuk menengahi konflik perbatasan Kamboja dan Thailand di kawasan Candi Preah Vihear. Peran Indonesia tersebut dalam kapasitas sebagai Ketua ASEAN sangat dihargai oleh Kamboja. Dalam berbagai kesempatan, pemerintah Kamboja selalu menekankan perlunya keterlibatan Indonesia dalam menengahi konflik perbatasan dengan Thailand.

Pada pertemuan bilateral Presiden RI dengan PM Kamboja tanggal 20 November 2011 di sela-sela KTT ASEAN Ke-19/EAS di Bali, kedua Pemimpin telah sepakat untuk meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai bidang dan lebih menguatkan koordinasi dan kerja sama di ASEAN. Sebagai Ketua ASEAN tahun 2012, PM Hun Sen menegaskan komitmen Kamboja untuk meneruskan upaya-upaya yang telah dirintis Indonesia pada tahun 2011 dalam memajukan ASEAN. Sementara, Indonesia akan terus memberikan dukungan dan bantuan kepada Kamboja guna menyukseskan keketuaan Kamboja di ASEAN pada tahun 2012.

Pada sisi bilateral, kedua Pemimpin juga sepakat untuk merevitalisasi mekanisme dialog bilateral, baik di tingkat pejabat tinggi (SOM) maupun tingkat Menlu.

Kerjasama Ekonomi, Perdagangan dan Investasi

Pertumbuhan ekonomi Kamboja bertumpu pada 4 sektor utama yaitu garmen, property, pariwisata dan pertanian. Volume perdagangan Indonesia-Kamboja terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, neraca perdagangan bilateral mencapai US$ 251,544.9 juta (Pusdatin Perdagangan). Rata-rata ekspor Indonesia mencapai kenaikan diatas 10% dalam periode 5 tahun ini. Sampai dengan November 2011, ekspor Indonesia ke Kamboja mencapai US$ 250,6 juta (kenaikan sebesar 19%) dan impor Indonesia dari Kamboja mencapai US$ 7,95 juta (data BPS).

Kerjasama Sosial dan Budaya

Pemerintah RI memberikan beasiswa pendidikan dan budaya kepada Kamboja. Indonesia dan Kamboja telah menandatangani Perjanjian Bebas Visa Kunjungan Singkat untuk pemegang paspor biasa pada tanggal 2 Juni 2010. Perjanjian ini secara resmi mulai berlaku pada tanggal 22 September 2011.

Jumlah kunjungan wisata, pelajar Kamboja ke Indonesia rata-rata perbulan sebanyak 30 orang, dengan klasifikasi sbb: kunjungan Sosbud 40%, wisata 40%, bisnis 15%, dan pendidikan/training 5% (Sumber Diplomasi Publik 2011, Kemlu).

Untuk mempromosikan Bahasa Indonesia dan Seni Budaya Indonesia di Kamboja Pusat Budaya Indonesia didirikan pada tanggal 18 Desember 2007. Kerja sama Indonesia-Kamboja di bidang kebudayaan antara lain didasarkan pada MOU on Sister Temple Cooperation. Melalui MOU ini, kedua Negara telah sepakat untuk melaksanakan joint promotion yaitu upaya promosi bersama untuk mendorong wisatawan Indonesia berkunjung ke Candi Angkor Wat di Propinsi Siem Reap, Kamboja, dan wisatawan Kamboja mengunjungi Candi Borobudur di Propinsi Jawa Tengah.

Sejak bulan September 2011, beberapa negara anggota ASEAN, termasuk Kamboja, terkena imbas bencana banjir yang menyebabkan korban jiwa dan kerugian ekonomi, sosial serta lingkungan. Sebagai bentuk kepedulian dan simpati, bantuan dana sebesar USD 400.000,- diberikan oleh pemerintah Indonesia kepada pemerintah dan rakyat Kamboja.

Jumlah WNI di Kamboja (terdaftar) per Maret 2012 sebanyak 512 orang yang tersebar di beberapa kota dan propinsi di Kamboja. Konsentrasi WNI terbanyak berada di Phnom Penh (sekitar 300 orang) (Sumber Lapbul KBRI Phnom Penh).

WNI di Kamboja pada umumnya adalah skilled workers yang bekerja di berbagai bidang, seperti bidang organisasi internasional, LSM, perhotelan, perusahaan properti, telekomunikasi, obat, wiraswasta (restoran), Hotel dan Kasino, Missionaris, pengajar.